sumber gambar: alifiharafi.com
Agar terlihat senantiasa muda, banyak orang yang melakukan segala cara. Selain menggunakan berbagai produk kebugaran dan kesehatan, manusia-manusia masa kini juga melakukan serangkaian perbuatan yang diklaim bisa mencegah dirinya dari kesan tua dalam pandangan manusia umum.
Satu di antara yang paling sering didapati adalah perlakuan terhadap uban. Ada begitu banyak orang yang merasa panik saat di rambutnya terdapat banyak uban hingga melakukan serangkaian perbuatan yang diklaim bisa membuat uban hilang. Mulai dari mencabutinya hingga menggunakan berbagai jenis pewarna rambut.
Padahal, dalam Islam, uban bukan sesuatu yang sederhana.
Disebutkan dalam sebuah riwayat, manusia pertama yang beruban adalah Nabiyullah Ibrahim ‘Alaihis salam. Ketika beliau bertanya kepada Allah Ta’ala terkait uban, Dia Ta’ala berfirman, “Ini (tanda) kewaibaan.” Mendengar jawaban Allah Ta’ala, Ibrahim Khalilullah berdoa, “Ya Allah, tambahkanlah itu padaku.”
Dahulu, Nabi Ibrahim ‘Alaihis salam meminta agar Allah Ta’ala menambahkan uban di dalam dirinya. Beliau suka memilikinya, sebab mengetahui manfaatnya. Sedangkan manusia masa kini sibuk menghilangkan uban dari tubuhnya, sebab tak tahu maknanya.
Diriwayatkan oleh Imam al-Bazzar dan Imam ath-Thabrani, seorang laki-laki mendatangi Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Ia mengadukan perbuatan beberapa orang yang mencabuti uban di kepalanya. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pun bersabda, “Barang siapa yang melakukannya, berarti ia hendak mencabut cahayanya.”
Uban, meski remeh dan tak dikehendaki, ianya menjadi salah satu cahaya di Hari Kiamat. Ialah uban yang tumbuh di kepala orang-orang yang senantiasa memikirkan, berjuang, dan hidup untuk kaum Muslimin. Ialah uban yang tumbuh lantaran ketakutannya kepada Allah Ta’ala dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
“Janganlah kalian mencabut uban,” sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban Rahimahumullah, “sesungguhnya uban merupakan cahaya pada Hari Kiamat. Barang siapa yang tumbuh ubannya dalam keislaman, niscaya dicatatkan satu kebaikan untuknya, dihapuskan satu kesalahan darinya, dan dinaikkan derajatnya dengan uban itu.”
Uban yang menjadi cahaya di Hari Kiamat, sebagaimana dijelaskan oleh Imam Ibnul Jauzi, ialah uban yang mampu menjauhkan pemiliknya dari melakukan dosa, kesalahan, dan maksiat. Karenanya, Imam Ibnul Jauzi Rahimahullah berkata, “Barang siapa yang tak bisa diberi nasihat dengan tiga perkara, maka dia tak akan bisa diingatkan dengan apa pun selainnya. Ialah Islam, al-Qur’an, dan uban di kepala.”
Duhai, kita ini hidup di zaman akhir. Banyak sekali laki-laki beruban yang masih doyan dengan perempuan dan kejahatan. Semoga kita terhindar dari kejahatan jenis ini. Aamiin.
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]
Agar terlihat senantiasa muda, banyak orang yang melakukan segala cara. Selain menggunakan berbagai produk kebugaran dan kesehatan, manusia-manusia masa kini juga melakukan serangkaian perbuatan yang diklaim bisa mencegah dirinya dari kesan tua dalam pandangan manusia umum.
Satu di antara yang paling sering didapati adalah perlakuan terhadap uban. Ada begitu banyak orang yang merasa panik saat di rambutnya terdapat banyak uban hingga melakukan serangkaian perbuatan yang diklaim bisa membuat uban hilang. Mulai dari mencabutinya hingga menggunakan berbagai jenis pewarna rambut.
Padahal, dalam Islam, uban bukan sesuatu yang sederhana.
Disebutkan dalam sebuah riwayat, manusia pertama yang beruban adalah Nabiyullah Ibrahim ‘Alaihis salam. Ketika beliau bertanya kepada Allah Ta’ala terkait uban, Dia Ta’ala berfirman, “Ini (tanda) kewaibaan.” Mendengar jawaban Allah Ta’ala, Ibrahim Khalilullah berdoa, “Ya Allah, tambahkanlah itu padaku.”
Dahulu, Nabi Ibrahim ‘Alaihis salam meminta agar Allah Ta’ala menambahkan uban di dalam dirinya. Beliau suka memilikinya, sebab mengetahui manfaatnya. Sedangkan manusia masa kini sibuk menghilangkan uban dari tubuhnya, sebab tak tahu maknanya.
Diriwayatkan oleh Imam al-Bazzar dan Imam ath-Thabrani, seorang laki-laki mendatangi Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Ia mengadukan perbuatan beberapa orang yang mencabuti uban di kepalanya. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pun bersabda, “Barang siapa yang melakukannya, berarti ia hendak mencabut cahayanya.”
Uban, meski remeh dan tak dikehendaki, ianya menjadi salah satu cahaya di Hari Kiamat. Ialah uban yang tumbuh di kepala orang-orang yang senantiasa memikirkan, berjuang, dan hidup untuk kaum Muslimin. Ialah uban yang tumbuh lantaran ketakutannya kepada Allah Ta’ala dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
“Janganlah kalian mencabut uban,” sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban Rahimahumullah, “sesungguhnya uban merupakan cahaya pada Hari Kiamat. Barang siapa yang tumbuh ubannya dalam keislaman, niscaya dicatatkan satu kebaikan untuknya, dihapuskan satu kesalahan darinya, dan dinaikkan derajatnya dengan uban itu.”
Uban yang menjadi cahaya di Hari Kiamat, sebagaimana dijelaskan oleh Imam Ibnul Jauzi, ialah uban yang mampu menjauhkan pemiliknya dari melakukan dosa, kesalahan, dan maksiat. Karenanya, Imam Ibnul Jauzi Rahimahullah berkata, “Barang siapa yang tak bisa diberi nasihat dengan tiga perkara, maka dia tak akan bisa diingatkan dengan apa pun selainnya. Ialah Islam, al-Qur’an, dan uban di kepala.”
Duhai, kita ini hidup di zaman akhir. Banyak sekali laki-laki beruban yang masih doyan dengan perempuan dan kejahatan. Semoga kita terhindar dari kejahatan jenis ini. Aamiin.
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]
Tinggalkan Komentar, Gunakan Kata Yang Sopan dan Santun, Dilarang Bersifat Rasis dan Provokatif.
EmoticonEmoticon