Sudah bukan rahasia lagi bila kemampuan satu orang prajurit Komando
Pasukan Khusus (Kopassus) beda dengan prajurit biasa. Sebagai pasukan
khusus, prajurit Kopassus dibekali kemampuan yang juga khusus yang tidak
dimiliki pasukan lain.
Kemampuan itu, entah dalam menembak, strategi tempur, survival,
penetrasi ke daerah musuh dan tentunya kemampuan bela diri. Latihan pun
super keras. Bahkan beberapa negara terpengarah, setelah tahu betapa
kerasnya latihan seorang prajurit khsusu Indonesia, khususnya Kopassus.
Konon kabarnya, kemampuan satu orang prajurit Kopassus, setara dengan
kemampuan 8 orang prajurit biasa.
Nah, baru-baru ini ada berita yang jadi bukti bahwa kemampuan
prajurit Kopassus tidak main-main. Di berita beberapa situs berita
tentang aksi seorang prajurit Kopassus bernama Wahyu Fajar Dwiyana
melumpuhkan delapan begundal yang bikin onar.
Dikisahkan Wahyu yang berpangkat Sertu itu sedang dalam perjalanan pulang sehabis bertugas. Anggota Satuan 81 / Penanggulangan Teror sedang pulang ke Tanjung Sari Sumedang. Saat di tengah perjalanan, ia melihat seorang pemuda yang mengendarai motor dihadang oleh beberapa pemuda.
Sebagai aparat ia terpanggil untuk mendekat. Benar saja, pemuda itu
akan dikeroyok oleh delapan pemuda yang sepertinya sedang mabuk. Ia pun
coba melerai. Tapi, walau sudah diberi tahu bahwa dia seorang aparat,
delapan pemuda itu tetap mengeroyoknya.
Apa boleh buat, Sertu Wahyu pun bertindak. Delapan orang itu dilawannya. Dan buk, buk, buk, perkelahian satu orang lawan delapan orang tidak bisa terhindarkan. Tapi akhirnya Sertu Wahyu berhasil menghajar delapan begundal pembikin onar tersebut. Bahkan satu orang di buatnya pingsan. Sisanya tujuh orang kabur. Namun akhirnya berhasil diamankan polisi setempat.
Berita ‘saktinya’ Sertu Wahyu dibenarkan oleh Kepala Penerangan
Kopassus, Letkol Inf Joko Tri Hadimantoyo. Seperti dilansir situs
Tribunnews.com, Letkol Joko mengatakan, peristiwa perkelahian antara
Sertu Wahyu dengan delapan pemuda itu terjadi di daerah Sumedang, Jawa
Barat. Ketika itu Sertu Wahyu sedang pulang ke kampung halaman, karena
hendak menikah. Di tengah jalan, saat hendak pulang itu terjadi
peristiwa perkelahian tersebut.
Tinggalkan Komentar, Gunakan Kata Yang Sopan dan Santun, Dilarang Bersifat Rasis dan Provokatif.
EmoticonEmoticon