Mitos maupun legenda mengenai adanya peradaban di bawah tanah telah sering diperbincangkan oleh arkeolog, ilmuwan ataupun peminat teori-teori nyeleneh. Legenda mengenai adanya sebuah peradaban di bawah tanah bukan hanya datang dari cerita-cerita nenek moyang secara turun temurun di berbagai peradaban, namun juga datang dari kalangan ilmuwan melalui teori “Hollow Earth”nya atau teori rongga bumi.
Bumi berongga dengan kutub sebagai jalan masuknya
Teori ilmiah tentang rongga bumi pertamakali dikemukakan oleh ilmuwan yang bernama Edmund Halley, seorang iluwan yang terkenal karena mempelajari objek langit, bahkan namanya disematkan pada sebuah objek langit, yaitu komet. Edmund Halley semasa hidupnya mengembangkan teori rongga bumi secara ilmiah, teori tersebut muncul saat dia menyelesaikan observasi bidang magnet bumi, dia menyimpulkan jika terdapat anomali yang hanya bisa dijelaskan jika bumi memiliki dua lingkran, pertama lingkaran luar yang padat dan lingkaran dalam yang berongga serta keduanya memiliki kutub magnet masing-masing. Teori tersebut banyak diyakini juga oleh yang lainnya, bahkan hingga saat ini masih banyak yang meyakini teori tersebut.
Pada abad ke-18, teori bumi berongga Edmund Halley juga mendapat dukungan dari John C Symmes. Menurut dia, terdapat dataran bawah tanah yang terletak di perut bumi, tempat tersebut disinari oleh matahari kecil dan di dalamnya terdapat berbagai macam objek seperti layaknya dataran di atas permukaan tanah, baik itu pegunungan, hutan ataupun danau. Semasa hidupnya, John C Symmes pernah melakukan kampanye untuk mendapatkan pendanaan dalam menjalankan misi perjalanan ke Antartika dengan tujuan mencari jalan masuk ke dunia bawah tanah di perut bumi.
Edmund Halley dan teori "Hollow Earth"
Ketertarikan dalam teori bumi berongga juga diperlihatkan oleh tokoh dunia dari Jerman, seperti Hitler yang memang sangat tertarik dengan mitos peradaban kuno yang canggih. Adolf Hitler mencoba untuk mencocokan teori bumi berongga dengan mitos kerajaan bawah tanah yang hilang. Semasa hidupnya Adolf Hitler dikenal memiliki ketertarikan pada mitos kecanggihan peradaban dan okultisme, Adolf Hitler sendiri berpikir jika dunia bawah tanah di perut bumi tersebut merupakan tempat bagi berdirinya kerajaan Agartha dan Shambhala yang dikisahkan hilang dari peradaban.
Mitos Shambhala dan Agrtha datang dari peradaban Tibet, sebuah peradaban yang memiliki sejarah panjang dan sangat misterius. Orang-orang Tibet meyakini jika terdapat pulau yang sangat indah di dunia bawah tanah yang disebut dengan Agartha dan ibu kota dari dunia bawah tanah ini adalah Shambhala. Di dunia bawah tanah tersebut tinggal seorang penguasa planet bumi yang jika dipermukaan bumi dia di representasikan oleh Dalai Lama, seorang tokoh Tibet yang sangat dihormati.
Orang-orang Tibet juga sering menceritakan bahkan menulis tentang keberadaan lorong yang menghubungkan Tibet dengan dunia bawah tanah, bahkan mereka mengatakan jika terdapat banyak lorong yang dapat mengantarkan kita ke dunia bawah tanah tersebut, namun sayangnya lorong-lorong tersebut dilindungi dan tidak sembarangan orang bisa masuk ke dalamnya.
Di abad ke-20 terdapat ilmuwan seperti William reed dan Marshall Gardner yang juga meyakini teori bumi berongga, hal tersebut dikemukakan setelah diketahui adanya peningkatan temperatur air dan udara di sekitar kutub utara, fakta tersebut bersumber dari seorang penjelajah yang melakukan perjalan ke kutub utara. Berdasarkan keterangan tersebut dan analisa lainnya, William reed dan Marshall Gardner juga mengklaim jika mammoths atau gajah purba tidaklah menghilang, mereka tetap bertahan hidup di dalam rongga bumi.
Teori “Hollow Earth” atau bumi berongga merupakan teori yang menyatakan jika bumi memilki rongga dan terdapat jalan masuk ke dunia bawah tanah di perut bumi, teori ini meyakini jika jalan masuk tersebut berada di dekat kedua kutub bumi, yaitu kutub utaran dan kutub selatan. Selain itu menurut banyak spekulasi yang tersesebar mengatakan, jika jalan masuk ke dunia bawah tanah bisa juga melalui Cueve de los Tayos di Ekuador, Andes, Himalaya, gurun Gobi, Turki dan Shinx Giza di Mesir. Namun sayangnya spekulasi tersebut hingga kini belum mendapatkan bukti yang nyata.
Selama ini kita telah mengetahui jika memang ada sekelompok manusia yang hidup dan membangun peradaban di bawah tanah, namun tidak sampai ke perut bumi. Beberapa situs arkeologi di negara Turki membuktikannya, terdapat beberapa kota bawah tanah di negara Turki yang merupakan peninggalan peradaban terdahulu. Teori “Hollow Earth” atau bumi berongga hingga saat ini masih menjadi perbincangan yang menarik antara kubu yang mempercayainya dan yang tidak mempercayainya.
Bumi berongga dengan kutub sebagai jalan masuknya
Teori ilmiah tentang rongga bumi pertamakali dikemukakan oleh ilmuwan yang bernama Edmund Halley, seorang iluwan yang terkenal karena mempelajari objek langit, bahkan namanya disematkan pada sebuah objek langit, yaitu komet. Edmund Halley semasa hidupnya mengembangkan teori rongga bumi secara ilmiah, teori tersebut muncul saat dia menyelesaikan observasi bidang magnet bumi, dia menyimpulkan jika terdapat anomali yang hanya bisa dijelaskan jika bumi memiliki dua lingkran, pertama lingkaran luar yang padat dan lingkaran dalam yang berongga serta keduanya memiliki kutub magnet masing-masing. Teori tersebut banyak diyakini juga oleh yang lainnya, bahkan hingga saat ini masih banyak yang meyakini teori tersebut.
Pada abad ke-18, teori bumi berongga Edmund Halley juga mendapat dukungan dari John C Symmes. Menurut dia, terdapat dataran bawah tanah yang terletak di perut bumi, tempat tersebut disinari oleh matahari kecil dan di dalamnya terdapat berbagai macam objek seperti layaknya dataran di atas permukaan tanah, baik itu pegunungan, hutan ataupun danau. Semasa hidupnya, John C Symmes pernah melakukan kampanye untuk mendapatkan pendanaan dalam menjalankan misi perjalanan ke Antartika dengan tujuan mencari jalan masuk ke dunia bawah tanah di perut bumi.
Edmund Halley dan teori "Hollow Earth"
Ketertarikan dalam teori bumi berongga juga diperlihatkan oleh tokoh dunia dari Jerman, seperti Hitler yang memang sangat tertarik dengan mitos peradaban kuno yang canggih. Adolf Hitler mencoba untuk mencocokan teori bumi berongga dengan mitos kerajaan bawah tanah yang hilang. Semasa hidupnya Adolf Hitler dikenal memiliki ketertarikan pada mitos kecanggihan peradaban dan okultisme, Adolf Hitler sendiri berpikir jika dunia bawah tanah di perut bumi tersebut merupakan tempat bagi berdirinya kerajaan Agartha dan Shambhala yang dikisahkan hilang dari peradaban.
Mitos Shambhala dan Agrtha datang dari peradaban Tibet, sebuah peradaban yang memiliki sejarah panjang dan sangat misterius. Orang-orang Tibet meyakini jika terdapat pulau yang sangat indah di dunia bawah tanah yang disebut dengan Agartha dan ibu kota dari dunia bawah tanah ini adalah Shambhala. Di dunia bawah tanah tersebut tinggal seorang penguasa planet bumi yang jika dipermukaan bumi dia di representasikan oleh Dalai Lama, seorang tokoh Tibet yang sangat dihormati.
Orang-orang Tibet juga sering menceritakan bahkan menulis tentang keberadaan lorong yang menghubungkan Tibet dengan dunia bawah tanah, bahkan mereka mengatakan jika terdapat banyak lorong yang dapat mengantarkan kita ke dunia bawah tanah tersebut, namun sayangnya lorong-lorong tersebut dilindungi dan tidak sembarangan orang bisa masuk ke dalamnya.
Di abad ke-20 terdapat ilmuwan seperti William reed dan Marshall Gardner yang juga meyakini teori bumi berongga, hal tersebut dikemukakan setelah diketahui adanya peningkatan temperatur air dan udara di sekitar kutub utara, fakta tersebut bersumber dari seorang penjelajah yang melakukan perjalan ke kutub utara. Berdasarkan keterangan tersebut dan analisa lainnya, William reed dan Marshall Gardner juga mengklaim jika mammoths atau gajah purba tidaklah menghilang, mereka tetap bertahan hidup di dalam rongga bumi.
Teori “Hollow Earth” atau bumi berongga merupakan teori yang menyatakan jika bumi memilki rongga dan terdapat jalan masuk ke dunia bawah tanah di perut bumi, teori ini meyakini jika jalan masuk tersebut berada di dekat kedua kutub bumi, yaitu kutub utaran dan kutub selatan. Selain itu menurut banyak spekulasi yang tersesebar mengatakan, jika jalan masuk ke dunia bawah tanah bisa juga melalui Cueve de los Tayos di Ekuador, Andes, Himalaya, gurun Gobi, Turki dan Shinx Giza di Mesir. Namun sayangnya spekulasi tersebut hingga kini belum mendapatkan bukti yang nyata.
Selama ini kita telah mengetahui jika memang ada sekelompok manusia yang hidup dan membangun peradaban di bawah tanah, namun tidak sampai ke perut bumi. Beberapa situs arkeologi di negara Turki membuktikannya, terdapat beberapa kota bawah tanah di negara Turki yang merupakan peninggalan peradaban terdahulu. Teori “Hollow Earth” atau bumi berongga hingga saat ini masih menjadi perbincangan yang menarik antara kubu yang mempercayainya dan yang tidak mempercayainya.
http://www.planetnamex.com
Tinggalkan Komentar, Gunakan Kata Yang Sopan dan Santun, Dilarang Bersifat Rasis dan Provokatif.
EmoticonEmoticon